MEMBANGUN LITERASI NUMERASI MELALUI MEDIA SOSIAL BERMUATAN ETNOMATEMATIKA BUDAYA NUSANTARA
Video presentasi esai
MEMBANGUN LITERASI NUMERASI MELALUI MEDIA SOSIAL
BERMUATAN ETNOMATEMATIKA BUDAYA NUSANTARA
Muhammad Sofwan Amir
SMA Islam Diponegoro Surakarta
Gambar 1. Etnomatematika pada permainan tradisional congklak
Literasi numerasi adalah kemampuan individu dalam memahami dan menggunakan angka dalam kehidupan sehari-hari. Literasi numerasi melibatkan pemahaman konsep matematika, kemampuan berpikir kritis, serta kemampuan menggunakan angka dan data untuk membuat keputusan yang informasional (Mahmud & Pratiwi, 2019). Literasi numerasi memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Pada era digital dan globalisasi seperti sekarang, kemampuan menggunakan angka dengan baik menjadi keterampilan yang sangat
diperlukan. Literasi numerasi memungkinkan individu untuk memahami data, menginterpretasikan grafik, dan mengambil keputusan berdasarkan informasi (Dantes & Handayani, 2021). Kemampuan literasi numerasi juga penting dalam berbagai bidang seperti keuangan pribadi, kesehatan, dan pekerjaan.
Fakta di lapangan berdasarkan hasil tes INAP (Indonesia National Assesment Program), PISA (Programme for International Student Assessment) dan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) didapatkan data bahwa
kemampuan literasi numerasi siswa Indonesia pada kategori rendah yang menunjukkan bahwa siswa Indonesia mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan angka (Zaidah, 2021). Salah satu cara membangun literasi numerasi
melalui pengenalan implementasi matematika dalam kehidupan seperti etnomatematika dengan memanfaatkan budaya nusantara. Etnomatematika
menghubungkan matematika dengan budaya dan konteks sosial masyarakat sehingga memungkinkan individu untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam dan relevan terhadap angka dan konsep matematika (Muyassaroh & Sunaryati, 2021). Media sosial seperti instagram facebook, tik tok, twiter sebagai tempat interaksi dan penyebaran informasi yang masif di masyarakat dapat
dijadikan sebagai sarana penyebaran informasi etnomatematika untuk membangun literasi numerasi.
A. Konten Media Sosial Bermuatan Etnomatematika Budaya Nusantara
Etnomatematika merupakan pendekatan pembelajaran matematika yang
menghubungkan konsep matematika dengan budaya dan konteks sosial suatu
kelompok masyarakat (Destrianti, 2019). Budaya nusantara Indonesia kaya dengan
kearifan lokal yang terkait dengan angka dan matematika seperti sistem penghitungan, metode pengukuran, dan pola-pola angka yang unik (Muchiyidin, 2016). Hal tersebut dapat dijadikan sebagai sarana membangun literasi numerasi
melalui media sosial dengan pembuatan konten yang menarik seperti video, infografis, dan cerita pendek. Konten-konten ini dapat digunakan untuk
mengajarkan konsep matematika lebih aplikatif dan menarik. Konten-konten etnomatematika yang dapat disajikan melalui media sosial untuk membangun
literasi numerasi sebagai berikut:
1. Geometri dan Simetri dalam Rumah Adat:
Rumah adat nusantara memiliki pola geometris dan simetri sehingga memungkinkan untuk memahami konsep matematika yang mendasari pola tersebut (Budiarto, 2016). Perkembangan teknologi saat ini dapat menggunakan algoritma matematika untuk mereplikasi dan memperoleh elemen-elemen geometris ini dalam desain grafis, animasi, atau pemodelan 3D rumah adat nusantara.
2. Sistem Angka pada Budaya Nusantara:
Setiap daerah di Indonesia memiliki sistem angka pada budaya nusantara baik itu permainan tradisional maupun lagu daerah. Permainan tradisional seperti congklak dapat mengajarkan konsep dasar bilangan, operasi hitung, dan
strategi permainan (Rohmatin, 2020). Lagu daerah dapat mengenalkan pola-pola angka dan urutan bilangan (Sitanggang, 2021). Perkembangan teknologi saat ini mampu menciptakan edugame yang mengintegrasikan sistem angka ini dalam
sebuah permainan untuk memfasilitasi pengenalan angka yang lebih menarik dan interaktif.
3. Matematika dalam Seni Kriya dan Seni Hias
Budaya nusantara juga identik dengan seni kriya dan seni hias tradisional yang identik dan penuh dengan makna simbolik. Pembuatan seni kriya seperti
penggunaan pola-pola repetitif atau perhitungan proporsi dapat dijadikan sebagai konsep aplikatif untuk memahami konsep matematika. Selain itu, seni hias berupa batik mengandung motif dan pola yang simetris dan sering kali didasarkan pada urutan angka dan geometri (Fauzia & Ratryaningrum, 2021). Eksplorasi seni kriya dan seni hias tradisional diharapkan dapat mengembangkan pemahaman visual tentang angka dan pola.
B. Manfaat Media Sosial Bermuatan Etnomatematika Budaya Nusantara
Media sosial bermuatan etnomatematika budaya nusantara memiliki beberapa manfaat dalam membangun literasi numerasi. Pertama, Media sosial bermuatan etnomatematika budaya nusantara dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang lebih relevan dan berarti bagi siswa. Hal ini dapat meningkatkan minat dan motivasi dalam mempelajari matematika karena siswa dapat melihat hubungan antara konsep matematika dan budaya mereka sendiri sehingga mereka akan merasa lebih terhubung dan merasa memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang subjek tersebut (Zayyadi, 2018). Kedua, media sosial bermuatan etnomatematika budaya nusantara juga memungkinkan individu untuk mendapatkan informasi untuk mengembangkan berbagai keterampilan atau softskill (Suprana & Farida, 2019). Permainan tradisional mengajarkan anak-anak tentang kerjasama tim, strategi, dan keterampilan berpikir kritis (Cendana & Suryana, 2022). Seni tradisional berupa batik dapat mengembangkan keterampilan visual dan kreativitas anak-anak (Faisal dkk, 2018). Inovasi ini tidak hanya membangun literasi numerasi, tetapi juga mendukung perkembangan keterampilan lain yang penting dalam kehidupan.
C. Implementasi Media Sosial Bermuatan Etnomatematika Budaya
Nusantara pada Pembelajaran MatematikaMedia sosial bermuatan etnomatematika budaya nusantara dapat diimplementasikan dalam pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap matematika dengan memperkenalkan konteks budaya lokal. Implementasi media sosial bermuatan etnomatematika budaya nusantara pada pembelajaran matematika terdiri dari 6 tahapan yakni
1) Identifikasi
konten,
2) Pemilihan platform media sosial,
3) Pembuatan konten,
4) Diskusi dan
kolaborasi,
5) Evaluasi dan pemantauan,
6) Dukungan dan bimbingan. Melalui implementasi media sosial bermuatan etnomatematika budaya Nusantara pada pembelajaran matematika, diharapkan siswa dapat mengembangkan minat yang lebih besar terhadap matematika dan memperluas pemahaman mereka.Membangun literasi numerasi sangat penting dalam era informasi saat ini. Media sosial bermuatan etnomatematika budaya nusantara dapat menjadi alat yang
efektif untuk meningkatkan pemahaman dan minat terhadap matematika. Konten-konten etnomatematika yang dapat disajikan melalui media sosial untuk membangun literasi numerasi adalah geometri dan simetri dalam rumah adat, sistem
angka pada permainan tradisional dan lagu daerah, serta matematika dalam seni kriya dan seni hias. Media sosial sebagai sarana informasi etnomatematika budaya nusantara dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran serta sarana pengembangan berbagai keterampilan. Implementasi media sosial bermuatan etnomatematika budaya nusantara pada pembelajaran matematika terdiri dari 6
tahapan yakni
1) Identifikasi Konten,
2) Pemilihan platform media sosial,
3) Pembuatan Konten,
4) Diskusi dan Kolaborasi,
5) Evaluasi dan pemantauan,
6) Dukungan dan bimbingan.
Media sosial sebagai sarana komunikasi dan penyebaran informasi dapat dijadikan sebagai sarana membangun komunitas belajar yang aktif dan mendorong partisipasi dalam memperkuat literasi numerasi. Dalam rangka
mengimplementasikan etnomatematika budaya nusantara diperlukan kerjasama
antara pendidik, komunitas, dan kelompok masyarakat. Inovasi ini dapat
mengembangkan literasi numerasi sehingga menjadikan masyarakat Indonesia
yang lebih matematis cerdas dan melestarikan eksistensi budaya lokal.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, M. T. (2016). Etno-Matematika: Sebagai Batu Pijakan Untuk
Pembelajaran Matematika. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Matematika (pp. 1-9).
Cendana, H., & Suryana, D. (2022). Pengembangan permainan tradisional untuk
meningkatkan kemampuan bahasa anak usia dini. Jurnal Obsesi: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 771-778.
Dantes, N., & Handayani, N. N. L. (2021). Peningkatan literasi sekolah dan literasi
numerasi melalui model blanded learning pada siswa kelas v sd kota
singaraja. Widyalaya: Jurnal Ilmu Pendidikan, 1(3), 269-283.
Destrianti, S. (2019). Etnomatematika dalam seni tari kejei sebagai kebudayaan
Rejang Lebong. Jurnal Equation: Teori dan Penelitian Pendidikan
Matematika, 2(2), 116-132.
Faisal, A., Gunawan, A., Supiandi, A., Suherman, A., & Kusnadi, I. T. (2018).
Aplikasi Pengenalan Batik Tradisional Indonesia Berbasis Android. Jurnal
Teknologi Dan Informasi, 8(1), 1-12.
Fauzia, A., & Ratryaningrum, F. (2021). Modul pengembangan desain motif dalam
ekstrakurikuler batik di MAN 2 jombang. Jurnal Seni Rupa, 9(2), 509-520.
Mahmud, M. R., & Pratiwi, I. M. (2019). Literasi numerasi siswa dalam pemecahan
masalah tidak terstruktur. Kalamatika: Jurnal Pendidikan Matematika, 4(1),
69-88.
Muchyidin, A. (2016). Model Matematika Kearifan Lokal Masyarakatdesa Trusmi
Dalam Menjaga Eksistensikerajinan Batik Tulis. Jurnal Edukasi dan Sains
Matematika (JES-MAT), 2(1), 13-25.
Muyassaroh, I., & Sunaryati, T. (2021). Etnomatematika: Strategi melahirkan
generasi literat matematika melalui budaya lokal Yogyakarta. Dikoda: Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar, 2(01), 1-12.
Rohmatin, T. (2020). Etnomatematika permainan tradisional congklak sebagai
teknik belajar matematika. Prosiding Konferensi Ilmiah Dasar, 2, 144-150.
Sitanggang, N. (2021). Etnomatematika: Eksplorasi alat musik tradisional khas
Batak Toba. Jurnal PEKA (Pendidikan Matematika), 4(2), 57-61.
Suprana, E., & Farida, N. (2019). Pengembangan bahan ajar matematika berbasis
etnomatematika pada materi geometri transformasi. Limacon: Journal of
Mathematics Education, 1(1), 1-7.
Komentar
Posting Komentar